Disini admin akan mengulas jenis kapal KORVET KELAS BUNG TOMO, Korvet kelas Bung Tomo merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Kapal ini sebelumnya dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka kemudian menghubungi perusahaan German Lürssen untuk mencari pembeli baru.
Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan diharapkan dapat beroperasi dalam kurun 2013-2014. Ketiga kapal ini adalah KRI Bung Tomo (357), KRI John Lie (358) dan KRI Usman-Harun (359), dimana nama kapal terakhir ini mendapat penolakan cukup keras dari pemerintah Singapura.
silakan di simak.....
1. KRI Bung Tomo (357)
KRI Bung Tomo (357), sebelumnya bernama KDB Jerambak (30), merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Kapal ini merupakan salah satu dari tiga kapal yang sebelumnya dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002. Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka kemudian menghubungi perusahaan German Lürssen untuk mencari pembeli baru. Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan diharapkan dapat beroperasi dalam kurun 2013-2014. Ketiga kapal lainnya adalah KRI John Lie (358) dan KRI Usman-Harun (359), dimana nama kapal terakhir ini mendapat penolakan cukup keras dari pemerintah Singapura.
Persenjataan:
•1 x Oto Melara 76mm gun.
•2 x MSI Defence DS 30B REMSIG 30mm guns
•16 VLS untuk meluncurkan MBDA (BAE Systems) MICA surface-to-air missile.
•2 x 4 Quad untuk meluncurkan 8 misil MBDA (Aerospatiale) Exocet MM40 Block II.
•2 x triple BAE Systems 324mm torpedo tubes untuk menghancurkan sasaran diatas maupun dibawah air.
2. KRI John Lie (358)
KRI John Lie (358) adalah sebuah Kapal Perang Republik Indonesia. Sebagai mana Korvet kelas Bung Tomo lainnya, kapal ini merupakan kapal perang yang dibuat untuk Angkatan Laut Brunei dengan nama KDB Nakhoda Ragam. Nama kapal ini diambil dari seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie yang pernah terlibat dalam perang mempertahankan kemerdekaan RI
Persenjataan :
Kesenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut. Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.
3. KRI Usman-Harun (359)
KRI Usman-Harun (359) adalah sebuah Kapal Perang Republik Indonesia. Nama kapal ini berasal dari 2 tokoh pahlawan nasional Indonesia, yaitu Usman Janatin dan Harun Thohir yang terlibat dalam pengeboman MacDonald House yang terjadi pada 10 Maret 1965.
Kapal ini sebelumnya dibuat untuk Angkatan Laut Brunei dengan nama KDB Bendahara Sakam.
Persenjataan :
Kesenjataan canggih melengkapi kedua KRI ini serta didukung oleh Platform System yang baik, di antaranya, Radar Navigasi, Radar Surveillance untuk mendukung pengamatan udara serta Radar Tracker Senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran Meriam 76 mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai CIWS (Close in Weapon System) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut. Kelengkapan system sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (Electro Optical Tracker System) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh camera video yang ada. Sebagai kapal frigate, kedua kapal perang ini juga dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air yaitu sonar.
Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara computerisasi oleh IPMS (Integrated ang cukup Platform Manajemen System) sehingga jika ada kerusakan/failure pada salah satu system kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam Oto Melara 76 mm, 2 meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan-ke- udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.
Kapal perang ini memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton. Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot. Kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini, dilengkapi dengan Radar dan Avionik Sonar: FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Prancis.
No comments:
Post a Comment